Sportcar Inggris Beraliran Klasik

Posted by RIAN SPENSADO COMUNITY 2012 On Jumat, 24 Februari 2012 0 komentar



Aris F. Harvenda | Bastian | Kamis, 23 Februari 2012 | 11:24 WIB
Dibaca:   Komentar:
|
Share:
  • Sumber : motorauthority | Author : -
    Lyonheart K
  • Sumber : motorauthority | Author : -
    Mengusung desain klasik sebagai warna baru sportcar Inggris
  • Sumber : motorauthority | Author : -
    Interior juga bergaya klasik
Coventry,Otomotif - Inggris kini kehadiran pemain baru, Lyonheart Cars Ltd., yang menelurkan produk sportcar, Lyonheart K. Berbeda dengan produsen Inggris lain yang memiliki sportcar seperti Bugati, Aston Martin, Lotus, dan Mclaren, Lyonheart memberi warna berbeda dengan tampilan klasik. Lihat saja bentuknya, mesin panjang, kabin pendek dengan posisi agak ke belakang seperti Mercedes-Benz SLS AMG.
Karya desainer Swiss, Bo Zolland berkolaborasi dengan Robert Palm yang dibangun di Coventry ini memberikan nilai eksklusif karena merupakan hasil kerajinan tangan seperti yang dilakukan Ferrari. Dibangun dengan filosofi sederhana yang menggunakan bodi serat karbon dan sasis aluminium dengan berat rata - rata mobil sport sekelas Ferrari dan Lamborghini, 1.600 kg.
Ruang kabin sangat kental dengan nuansa klasik terlihat dari desain dasbor dan setir. Kesan mewah ditampilkan oleh desainer dengan menggunakan aksen kayu dan lapisan kulit di dasbor dan trim. Sayang agak sedikit kurang kontras dengan pewarnaan konsol tengahnya.
Namun sebagai pendatang baru, Lyonheart tak langsung mengumbar tenaga. Mesin V8 berkapasitas 5.0-liter yang memuntahkan tenaga 550 PS masih berada di bawah Mclaren MP4-12C dengan beda 42 PS itupun karena menggunakan turbo ganda. Diklaim performa 0 - 100 kpj mampu ditempuh dalam waktu di bawah 4 detik (MP4-12C 3 detik) dan kecepatan maksimum dibatasi hingga 300 kpj.
Lyonheart Cars membuka pesanan untuk produksi 50 unit pertama dengan harga 495.000 euro atau sekitar Rp 5,9 milyar sebelum pajak. Sayangnya mobil baru sampai garasi 18 bulan mendatang.

Sistem Pengisian Baterai Mobil Listrik Sembari "Ngacir"

Posted by RIAN SPENSADO COMUNITY 2012 On 0 komentar



Zulkifli BJ | Senin, 20 Februari 2012 | 18:04 WIB
Dibaca:   Komentar:
|
Share:
  • Sumber : Stanford University | Author : -
    Konsep pengisian nirkabel baterai mobil listrik yang dikembangkan Universitas Stanford
  • Sumber : Stanford University | Author : -
    Xiaofang Yu, seorang anggota tim riset sistem pengisian nirkabel yang dikembangkan oleh Universitas Stanford
Stanford, Otomotif – Problem terbesar mobil listrik sampai saat ini adalah jarak tempuhnya yang sangat terbatas. Sekali isi baterai hanya bisa untuk menempuh jarak terjauh 160 km. Masalah lain, waktu pengisian yang juga lebih lama dibandingkan dengan mengisi bensin, diesel atau gas. Di samping, infrastruktur atau stasiun pengisiannya masih langkah.

Di Amerika Serikat, saat ini baru ada 5.500 stasiun pengisian baterai dan akan menjadi lima kali lipat pada akhir tahun ini. Kebanyakan stasiun pengisian yang ada sekarang juga dinilai kurang praktis bagi pemilik mobil listrik. Bahkan tempat pengisian cepat dengan arus DC masih sangat langkah. Waktu pengisian 80-100 persen baterai paling tidak membutuhkan waktu setengah jam. Untuk mereka yang melakukan perjalanan jauh bersama keluarga, kondisi sepergti ini tentun saja tidak praktis.

10 kW
Sebenarnya sistem pengisin mobil listrik nirkabel sudah banyak digagas bahkan sudah ada yang menggunakannya. Namun harus dilakukan pada suatu tempat atau sistem hanya memudahkan pemilik mobil tidak harus mencolokkan stop kontak mobil ke rumah atau tempat pengisian.
 
Versi terbaru yang dikembangkan oleh Universitas Stanford adalah pengisian nirkabel  ketika sedang melaju. Hal ini juga bukan hal yang baru. Di Korea Selatan konsep sudah dicoba. Kendati demikian para periset Universitas Stanford yakin, pengisian nirkabel yang mereka kembangkan akan menjadi kunci masa depan mobil listrik.
 
Para ahli di Stanford mengatakankan, sistem pengisian yang mereka kembangkan bekerja dengan tenaga lebih besar. Sistem resonansi yang dikembangkan bisa mengirimkan  10 kW tenaga listrik dari sumber dan koil penerima pada mobil yang sedang jalan.
 
Dikatakan bahwa koil pada sumber listrik yang dipasang dengan posisi  90 derajat membengkok di atas pelat logam, dapat memindahkan tenaga 10 kW kepada koil yang sama di kendaraan dalam jarak 2 meter. Efisiensinya juga diklaim 97 persen, jauh lebih tinggi dari sistem pengisian nirkabel lain yang sudah dikembangkan saat ini. Bahkan, bila rancangannya diperbaiki lagi, efisiensi pengisian Stanford ini semakin efisien lagi.
 
Para ahli dari perguruan tinggi ternama tersebut saat ini masih melakukan simulasi pada komputer. Para periset telah mematenkan sistem dan rencana selanjutnya tes di laboratorium dan di jalan (kondisi sesungguhnya).
 
Masih Simulasi
Pada simulasi, diperlihatkan, sistem terdiri dari sederetan koil pengisi listrik yang menyatu pada aspal di permukaan jalan. Nah, koil inilah yang mengisi baterai mobil selama melaju di atasnya.
 
Richard Sassooon, Managing Director dari Stanford Global Climate dan Energy Project (GCEP) ke Stanford Report menjelaskan, “Aspek yang sangat menarik dari konsep inil, Anda bisa mengemudikan mobil tanpa batas jarak tempuh dan tidak perlu mengisi ulang. Punya energi secukupnya di baterai di akhir perjalanan, setelah itu bisa melanjutkan kembali.”
 
Dijelaskan pula, sistem magnetik jalan ini tidak hanya membantu jarak tempuh, juga dapat memecahkan masalah secara virtual. Jika suatu hari teknologi ini diimplementasikan pada jalan antar negara dan sebagian besar jalan tol, akan membuat mobil listrik bisa untuk menempuh perjalanan lebih jauh bakan lebih lancar ketimbang mobil bensin.

Saat ini, tim riset Stanford berkolaborasi dengan departemen rekayasa untuk mengetahui kerumitan dan masalah lain dalam merancang jalan dan  pemasangan koil ini. Di samping itu, juga dipastikan, sistem magnetik ini aman terhadap lingkungan sekitarnya dan tidak akan menimbulkann radiasi terhadap manusia atau interferensi elektromagentik yang dapat mengganggu peralatan eletronik di mobil.
Sent from Indosat BlackBerry powered by
<a href='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a24cb56f&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=262&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a24cb56f' border='0' alt='' /></a>

PLN catat laba bersih Rp 11,7 triliun

Posted by RIAN SPENSADO COMUNITY 2012 On 0 komentar

Evy Rachmawati | Robert Adhi Ksp | Jumat, 24 Februari 2012 | 21:40 WIB
Dibaca: 1324
|
Share:
Ilustrasi
JAKARTA,   PT Perusahaan Listrik Negara membukukan laba bersih (belum diaudit) Rp 11,7 triliun atau naik 16 persen dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya.
Kenaikan perolehan laba ini terjadi karena perseroan itu mendapat margin subsidi (public service obligation) dari pemerintah sebesar 8 persen agar perusahaan itu memliki fleksibilitas dalam mencari dana untuk keperluan investasi.
"Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pasokan dan memperluas jaringan listrik di Indonesia," kata Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto, dalam siaran pers, Jumat (24/2), di Jakarta.
Laba PLN tahun 2010 sebesar Rp 10,09 triliun. Sementara itu Angka rasio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 72 persen pada akhir tahun 2011.Hal ini berarti masih ada sekitar 28 persen masyarakat di Tanah Air yang belum memiliki akses terhadap listrik.
"Karena itu, kebutuhan investasi PLN menjadi sangat vital untuk meningkatkan angka rasio elektrifikasi tersebut," ujarnya.
Adapun subsidi yang diberikan pemerintah lebih untuk menutupi kekurangan biaya operasi akibat harga jual yang masih di bawah biaya pokok produksi. Rata-rata harga jual listrik Rp 720 per kilo Watt hour (kWh), sedangkan BPP Rp 1.267 per kWh.
Untuk menekan subsidi, manajemen PLN sangat concern menurunkan BPP melalui berbagai program diantaranya bauran energi primer.
Bauran energi dalam memproduksi listrik selama tahun 2011 (yang mencakup PLN dan IPP) adalah 44 persen berasal dari pembangkit berbahan bakar batubara; 23 persen berasal dari pembangkit berbahan bakar minyak; 21 persen berasal dari pembangkit berbahan bakar gas; 7 persen dari pembangkit bertenaga air dan 5 persen dari pembangkit panas bumi.
"PLN optimis pada tahun 2012 penggunaan bahan bakar minyak akan menurun drastis karena masuknya banyak PLTU 10.000 MW yang berbahan bakar batubara," kata Bambang.
Pendapatan usaha PLN selama 2011 (terdiri dari penjualan tenaga listrik, subsidi listrik pemerintah, penyambungan pelanggan dan pendapatan lain-lain) sebesar Rp 213,9 triliun, naik 31,7 persen dari pendapatan usaha tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp. 162,4 triliun.
Meningkatnya pendapatan usaha ini, terutama berasal dari penjualan tenaga listrik (karena penambahan volume penjualan, penambahan jumlah pelanggan dan kenaikan harga jual rata-rata) serta pendapatan subsidi listrik.
Sementara itu, beban usaha sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp 193,6 tiliun, meningkat 30 persen dibandingkan tahun 2010 yang mencatatkan angka Rp. 149,1 triliun.
Meningkatnya beban usaha ini karena peningkatan konsumsi bahan bakar untuk mengcover meningkatnya konsumsi listrik akibat bertambahnya jumlah pelanggan.
"Perseroan juga mengalami peningkatan nilai aset perusahaan per 31 Desember 2011 yang mencapai angka Rp. 433,8 triliun, naik sebesar Rp 64,2 triliun atau sekitar 17,4 persen dibandingkan per 31 Desember 2010," ujarnya menambahkan.